Jika kita
telisik lebih awal, asal nama Kendal merupakan berasal dari nama sebuah
pohon, tak lain dan tak bukan yakni pohon kendal. Di masa Kerajaan Demak
atau pada 1500 - 1546 Masehi.

Pohon Kemangi Di Makam Kemangi Angker Kendal
Tepatnya
disaat Sultan Trenggono berkuasa, Pohon kendal ini sudah sangat di kenal
di kalangan masyarakat. Pohon ini memiliki ciri yaitu berdaun lebat dan
rimbun. Atas keindahan dan kerindangan pohon kendal, membuat Sunan
Katong terpana melihatnya.
Sejarah Kendalsari
Alkisah,
atas keterpanaanya melihat pohon kendal nan "Sari" itu, beliau berkata
sambil memandangi pohon tersebut bahwa nantinya daerah itu akan di sebut
sebagai "Kendalsari". Pohon raksasa itu juga di sebut Kendal Growong.
Yang mana jika di perhatikan pohon tersebut memiliki batang yang
berlubang. Atau jika orang jawa mengatakan Growong (Berlubang).
Selain
sejarah pohon kendal tersebut, juga ada peninggalan lain di kendal yang
kisah sejarahnya tak kalah mengesankan, Petilasan ini di kenal oleh
Masyarakat sebagai Petilasan Makam Kemangi yang mana berada di wilayah
Weleri, Kendal. Saat di temui, Kiai Saturi, yang nmerupakan Juru Kunci
Makam Kemangi menuturkan, dahulu sebelum menjadi kuburan, di sana
memiliki nilai sejarah yang kental dengan Serangan Sultan Agung ke
Batavia. Sultan Agung merupakan Raja Mataram Islam.
Kiai Saturi
bercerita bahwa dulunya tempat tersebut merupakan lokasi pertemuan
antar tokoh-tokoh, yang mana para tokoh ini rapat untuk mengatur
strategi yang mana di tujukan untuk penyerangan ke Batavia.
Kiai Saturi, Juru Kunci Makam Kemangi
emudian
Kiai Saturi melanjutkan bahwa pada waktu itu sesaat setelah Sultan
Agung membuat keputusan untuk berperang melawan Belanda di Batavia,
Sultan memimpin dan memanggil semua para pembesar seperti tumenggung,
adipati dan tokoh-tokoh dalam kerajaan Mataram. Hasil rapat dan masukan
dari para adipati menghasilkan keputusan Final yaitu Perang melawan
Belanda harus di laksanakan.
“Pimpinan perang pun diputuskan, dan diputuskan juga panglima perangnya,
yaitu Tumenggung Bahurekso, Adipati Kendal, dan Gubernur Pesisir Laut
Jawa,” cerita kiai saturi. Pada waktu itu, Bahurekso mengambil keputusan
bahwa segala macam persiapan pertempuran melawan Belanda tidak di
laksanakan di pendopo kabupaten. melainkan di suatu tempat yang mana
tempat tersebut dekat dengan Pantai.

Peserta rapatpun bersepakat untuk merahasiakan tempat pertemuan
tersebut. Yang mana akhirnya hasil kesepakatan tersebut memilih lokasi
di tengah hutan, di bawah pohon nan rimbun, yang mana saat ini di kenal
oleh masyarakat sebagai Pohon Kemangi. Pohon tersebut saat ini berada di
pemakaman atau di tengah tengah persawahan. Hingga pada akhirnya
pemakaman ini terkenal akan kekeramatanya yang terletak di wilayah Desa
Jungsemi Kecamatan Kangkung
Kisah Nyata Mistis
Berbagai macam hal mistis dan ganjil banyak di temukan di sini, yaitu di
petilasan kemuning. Hal ini yang membuat pasangan suami istri dari desa
lain penasaran.
Pasangan suami istri ini akan membuktikanya sendiri keangkeran Makam
Kemangi. Mereka belum tahu lokasi makam tersebut namun mereka tetap
bersemangat untuk mencari lokasi tersebut. Ia sesekali bertanya kepada
warga sekitar sontak saja orang-orang yang mereka tanyai kaget bukan
kepalang. Mereka menjawab dengan kata-kata saja dan tidak berani
menunjukan jari atas arah lokasi tersebut.
Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan atas arahan warga. 100 Meter
sebelum jalan mengarah makam tersebut mereka bertemu dengan 3 anak
kecil. Anak kecil tersebut menanyakan apakah mereka akan kekuburan
kemangi ? sontak saja mereka menjawab Iya. Pada akhirnya 3 anak tersebut
mengantar pasangan suami istri ini ke kuburan kemangi, sete smpai di
makam mereka menoleh kebelakan, berharap akan mengucapkan terimakasih,
namun sangat mengagetkan dan membuat mereka merinding ke tiga anak tadi
menghilang tak berbekas.
Banyak keganjilan di sana. Sering sekali anak kecil hilang di sana yang
kemudian di temukan berada di tengah sawah di sekitar kuburan kemangi.
Anak-anak tadi bercerita bahwa mereka berada di sebuah kota yang
bangunanya indah banget. Dan bahkan ada juga kejadian yang sangat
mencengangkan, yang mana ada kiriman semen yang katanya akan di pakai
untuk membangun Masjid. Semen tersebut 1 tronton penuh.
Namun setelah di terima dan diihat pengirimanya, ternyata penerimanya
tadi adalah orang yang pernah hilang di sekitar kuburan kemangi dan
sudah dianggap meninggal dunia.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.