Sabtu, 26 November 2016

Kisah Seorang Gadis Cantik Jelita Yang Memesan Kamar Di Neraka dan Akhirnya Tekabul Juga Doanya, Merinding Bacanya!! ...

Seorang gadis bernama Yuli jadi hampir gila setelah lamaran kekasihnya tidak diterima oleh orangtuanya. Mimpinya untuk bersanding di pelaminanpun tidak berhasil sampai Yuli nyaris kehilangan jiwanya serta mesti diobati dengan cara ruqyah.


Kisahnya dituturkan oleh pemilik akun Facebook Perdana Akhmad Lakoni pada Senin, 19 Oktober 2015

Mak… Saya minta kawin. ” Suara itu terdengar parau menyayat hati, sepasang bola mata gadis malang itu terlihat membentuk lorong.

Nama gadis itu Yuli. Berwajah yang ayu terlihat muram, seakan cahaya di berwajah sudah pergi berbarengan separuh hatinya yang bikin ia terus menyebut-nyebut kalimat “Mak, saya minta kawin” bak kaset rekaman yang rusak.

Terkadang, apabila seorang pergi dari hidup kita ia juga membawa separuh hati kita pergi. Yuli tengah bertarung melawan kesakitan itu, meraung-raung memohon separuh hatinya kembali supaya hatinya utuh. Tetapi, rindu Yuli seperti pungguk merindu rembulan, cinta yang sudah lama ia nantikan untuk dikumpulkan dalam bahtera rumah tangganya kandas seketika waktu ia harus menghadapi fakta : Lamaran kekasihnya ditolak oleh orangtuanya. Kini sang gadis sarjana S1 itupun menghabiskan waktunya dengan kejiwaannya yang terganggu.

Saya melihat rasa sedih mendalam di dua pasang bola mata orang-tua Yuli. Mungkin mereka benar-benar terasa bersalah dengan apa yang mereka perbuat. Ibu Yuli mengernyitkan dahinya, menatapku nanar serta penuh harap lantas buka mulutnya, “Tolonglah, Ustadz… Sembuhkan anak kami, Yuli… Kami saat ini ikhlas dia menikah dengan siapapun asalkan anak kami pulih”

“Saya cuma bisa berdoa serta berikhtiar, Bu. Saya akan coba meruqyah anak ibu semampu saya” jawabku tulus.

Akupun bikin satu ramuan rendaman manjur dari campuran daun bidara, daun sirih, jeruk nipis yang digabung dalam seember besar air lalu meruqyahnya.
“Yuli, ke mari” Ucapku seraya menuntunnya masuk ke dalam gentong berwarna merah berisi air.
 
Yuli menurut saja, namun kulihat langkah kakinya seperti mayat dalam ritual Ma’nene di Toraja. Jelas sekali, ia seperti mayat jalan. Dalam hati saya membatin, pastinya luka dalam jiwanya ini begitu dalam. Saya jadi begitu iba pada Yuli. Waktu sistem meruqyahnya, dengan izin Allah, saya berusaha tulus ingin menyembuhkannya, ditambah orangtuanya sangat menumpukan harapannya padaku.

Berhari-hari saya meruqyahnya dengan cara berkala. Lantunan untuk lantunan ayat ruqyah kubacakan kepadanya, guyuran untuk guyuran obat herbal sudah tandas untuk mengobati gadis itu. Alhamdulillah, setelah sesi ruqyah ke demikian kalinya, saat Yuli buka matanya sesudah mengerjap-kerjap beberapa kali, tatapan matanya tidak lagi kosong. Allah sudah isi kembali kehampaannya dengan kasih sayang-Nya. Wajah Yuli juga menghangat serta cerah dengan semangat baru. Allah Maha Baik.

Pada satu peluang spesial Yuli akhirnya mencurahkan isi hatinya padaku. Airmatanya meleleh seketi-ka wajahnya berusaha menahan luapan emosi yang bikin berwajah merah padam.

“Ustadz, hatiku hancur sehancur-hancurnya… orangtuaku tak menyetujuiku menikah dengan pria yang saya cintai, akhirnya entah kenapa dada ini merasa begitu nyeri, kepalaku terasa begitu sakit, serta saya kehilangan kesadaran. Saya baru tersadar kembali sesudah bertemu dengan Ustaz”

Saya mengernyitkan dahiku, curahan hati Yuli terasanya menohok ulu hatiku. Saya berbisik dalam hati, Saya tak lebih beruntung darimu, Yuli. Saya pernah menyukai seorang, namun belum hingga tangan ini akan mencapainya, cintaku ia tolak mentah-mentah. Kau masihlah pernah diperjuangkannya, Yuli, cuma saja terkadang takdir memanglah ganas melindas harapan. Bikin kita jadi menganga-ngaga harus terima realita. Cinta memanglah tidak selalu selesai bahagia, terkadang bila kita sangat menghamba pada cinta manusia, kita lupa bakal cinta yang hakiki, cinta pada-Nya, sampai Dia menimpakan pedihnya ditinggal cinta, supaya harapan itu kembali ditumpukan kepada-Nya. Agak lama kuhabiskan waktu untuk menasihati Yuli supaya ia lebih kuat menata kembali kepingan-kepingan hatinya. Perkara patah hati memang tidak pernah mudah untuk diatasi.

Orang-tua Yuli mengulum senyum, terharu, suka, serta luapan sukur terbit di muka keduanya. Anak gadisnya sudah kembali menjejak bumi. Berulang kali orang-tua Yuli mengatakan terimakasih padaku mengantar pulangku. Sebelumnya saya meninggalkan tempat tinggalnya saya menasihati orangtua Yuli agar mencarikan jodoh yang dicintainya serta segera dinikahkan. Segera kemudian, orangtua Yuli menyelipkan amplop tebal di saku bajuku dengan antusias.

Uang. Duit tidak akan bisa beli cinta sejati. Biarkanlah cintaku terantung di langit tinggi. Ada 73 bidadari surga yang menunggu diri yang akan memperebutkan cinta sang mujahid yang syahid. Saya ikhlas dengan cobaan didunia ini lantaran jiwaku juga sesungguhnya terluka karena tidak pernah berbalas cinta ini. Saya melihat arak-arak awan-gemawan sambil menutup pergumulan hati ini..

↓ SILAHKAN BERGABUNG BERSAMA SAHABAT ISLAM ↓

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.